UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
Risky Parmonangan Silalahi
17101716110006
Ilmu Kelautan
PENGENALAN ALAT-ALAT INSTRUMENTASI KELAUTAN
Pengertian Intrumentasi Kelautan
Instrumen menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai alat yang dipakai
untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja
teknik, alat-alat kedokeran, optik dan kimia); perkakas; sarana
penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan
data sebagai bahan pengolahan.
Instrumentasi
kelautan adalah suatau bidang ilmu kelautan yang berhubungan dengan
alat-alat dan piranti (device)
yang dipakai untuk pengukuran dan pegendalian dalam sautu sistem yang
lebih besar dan lebih kompleks dalam dunia kelautan. Instrumentasi
kelautan secara umum memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat
pengukuran, alat analisis dan alat kendali.
Sistem pengukuran,
analisa dan kendali dalam instrumentasi dapat dilakukan secara manual
(hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan
secara otomatis dengan mengunakan komputer (sirkuit elektronik).
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian awal
dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa
pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun
besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa,
waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH
(keasaman), level, radiasi, suara, cahaya,kecepatan, torque,
sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik),
viscosity,
density,dan lain lain.
Pengenalan Alat-Alat Instrumentasi Kelautan
a) Batu Duga adalah alat yang memiliki
fungsi untuk mengukur kedalaman suatu perairan dan dibuat menggunakan
pipa paralon serta semen. Alat ini memiliki komponen tambahan yakni
tali tambang. Cara kerja alat ini yakni di jatuhkan ke dalam perairan
sampai alat tersentuh dasar dan lihat lah bagian tali yang setiap 1
meter di ikat simpul guna mengetahui kedalaman suatu perairan.
b) Kemmerer Water Sampler adalah alat yang termasuk
dalam peratalan laboratorium Oseanografi. Alat ini berbahan dasarkan
pipa paralon dengan katup, pemberat, bola pada bagian dalam pipa,
keran dan tali. Alat ini berfungsi mengambil sampel air pada
kedalaman tertentu. Cara kerja alat yakni di jatuhkan ke perairan
dengan kedalam tertentu, bola akan mendapatkan daya apung dan katup
pada bagian atas akan terbuka apabila alat tersebut terus dimasukkan
kedalam perairan. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan tarik
lah alat ke atas kapal dan ambil sampel air melalui keran.
c) GPS Map Sounder adalah alat
yang mempunyai fungsi dalam penentuan titik kordinat, mengetahui
kedalaman suatu perairan, suhu dan objek-objek pada kolom perairan
sampai dasar perairan. Alat ini tidak jauh beerbeda dengan echo
sounder,
sebab kedua alat ini memiliki cara kerja yang sama. Alat ini
dilengkapi dengan antena GPS, transducer,
display
dan tombol-tombol. Saat dikapal untuk menghidupkan alat ini
menggunakan aki karena memerlukan energi listrik.
d) Grab
sampler adalah
alat yang berfungsi utnuk mengambil sampel sedimen di dasar perairan.
Alat ini seperti perangkap bagaikan tokoh pada game pac-man.
Cara
kerja alat yaitu pasang mur ditengah gabungan dua gagang, lalu
lemparkan ke perairan sampai dasar permukaan, tarik tali dengan cara
di sentak untuk melepaskan mur pada gagang maka wadah perangkap akan
menutup. Selanjutnya tariklah alat menuju kapal guna diambil sampel
dari sedimen pada dasar permukaan.
e) Hand
GPS adalah
alat yang termasuk dalam penentuan titik kordinat. Alat ini berbentuk
seperti handphone,
memiliki antena dan tombol-tombol serta display. Hand
GPS memiliki
fungsi untuk mengetahui suatu titik kordinat, arah mata angin dan
penentuan suatu jarak yang telah ditandai pada alat ini.
f) Handrefraktometer
adalah
alat pengukur salinitas (kadar garam) suatu perairan. Cara kerja alat
ini yakni ambillah air yang ingin di uji kadar garamnya dengan pipet
tetes, teteskan air ke kaca alat, lalu amati melalui lensa pengamat
dengan cahaya yang terang, maka kadar garam akan terlihat dengan
jelas
dengan nomor pengukurannya 1 - 40 ppm.
g) Kompas
adalah alat
penunjuk arah mata angin dan biasanya digunakan dalam pengukuran atau
mengetahui posisi arah mata angin. Cara kerja alat yakni harus pada
permukaan yang rata agar kompas dapat bekerja dengan baik.
h) Layang-layang
arus adalah alat yang berbentuk seperti baling-baling. Komponen dari
alat ini adalah tali dan pelampung. Alat ini memilki fungsi untuk
menetukan kecepatan arus dan pola pergerakan arus. Cara kerja alat
yakni menceburkan pada permukaan air, kemudian amati waktu yang
diperlukan layang-layang arus umtuk mencapai jarak tertentu dengan
menggunakan stopwatch.
Setelah itu, gunakan kompas untuk mengetahui pola pergerakan arus
yang diamati melalui layang-layang arus. Langkah terakhir, kita
mencatat data yang sudah diperoleh melalui pengukuran dengan
layang-layang arus.
i) Secchi
disk adalah
alat yang yang berfungsi untuk mengetahui tingkat kejernihan suatu
kolom perairan. Alat ini memiliki warna hitam dan putih, berbentuk
bulat serta dilengkapi tali yang sudah memiliki tanda setiap satu
meternya. Cara kerja Secchi
disk
adalah alat ditenggelamkan, kemudian tali diulur hingga kedalaman
tertentu sampai Secchi
disk tidak
terlihat lagi dari permukaan air, lalu amati berapa kedalaman yang
dicapai melalui tanda pada tali yang sudah dibuat simpul setiap 1
meter . Kejernihan suatu kolom perairan akan berbeda-beda karena
dipengaruhi oleh sedimen yang terkandung di perairan yang diamati.
j) Sediment
trap adalah
alat perangkap untuk sedimen di suatu perairan. Cara kerja alat yaitu
letakkan Sediment
trap di
suatu perairan dengan kedalaman tertentu, sesuaikan posisi pipa ke
arah mata angin guna mengetahui akumulasi suatu sedimen Pada
masing-masing pipa dan tunggulah dalam beberapa hari lalu angkatlah
Sediment
trap guna
mengambil sampel sedimen.
k) Tiang
gelombang adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tingginya suatu
gelombang. Cara kerja alat yaitu meletakan tiang gelombang dengan
arah menghadap gelombang datang, kemudian amati berapa puncak,
lembah, tinggi dan periode gelombang menggunakan stopwatch
lalu catat hasilnya.
l) Tiang
pasang surut adalah tiang yang memiliki fungsi mengukur pasang dan
surutnya suatu perairan. Tiang pasut terbuat dari kayu dengan garis
dan keterangan angka. Pemasangan alat ini biasanya di muara, hal ini
dilakukan untuk melihat berapa tinggi pasang dan surut terendah air
laut. Alat selalu diamati setiap waktu yang ditentukan bisa setiap 5
menit, 10 menit dan 30 menit per hari.
m) Water
checker
adalah alat pengujian kualitas air yang memiliki banyak parameter
sebagai acuan untuk melakukan pengujian agar mendapatkan hasil yang
akurat.
Water
checker
menggunakan parameter sebagai berikut : mengukur kadar oksigen dalam
air, mengukur tingkat oksidasi dan mengukur kualitas air. Alat ini
agar bisa beroperasi dengan bantuan baterai sebagai penyimpan energi
listrik.
n) Wind
detector adalah
alat untuk mengukur kecepatan udara atau kecepatan gas dalam fenomena
terjadinya hembusan angin, contohnya untuk mengukur aliran udara di
dalam saluran, atau juga pengukuran arus terbatasi, seperti angin
atmosfer. Untuk menentukan kecepatan, Wind
detector mendeteksi
perubahan di beberapa sifat fisik dari fluida atau efek fluida pada
alat mekanis dimasukkan ke dalam aliran.
2. Alat-Alat Instrumentasi dan Akustik Kelautan
a) accumulator adalah alat
yang dapat menyimpan dan mengisi energi listrik, biasanya digunakan
untuk menyalakan GPS map sounder di atas kapal dan menyalakan alat
elektronik lainnya.
c) Camera
underwater
adalah kamera yang digunakan untuk pemotretan dan pendokumentasian di
bawah permukaan air. Alat ini dilengkapi dengan kabel yang panjang,
kamera dan display
yang berada dalam koper.
d) Echo
sounder
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman suatu perairan
dan mengetahui objek pada kolom serta dasar perairan. Komponen utama
dari alat ini yakni time
base yang
memiliki fungsi menyalakan dan mematikan alatnya seperti saklar,
transmiter
berfungsi
untuk mengatur agar listrik tetap stabil, transducer
memiliki
fungsi pengubah energi listrik ke suara, receiver
sebagai
penerima sinyal dan disalurkan ke display
atau recorder
untuk ditampilkan. Prinsip kerja dari alat ini adalah pengukuran
kedalaman laut berdasarkan gelombang suara. Gelombang tersebut
dipancarkan dari transducer
kapal secara vertikal ke dasar laut, selanjutnya permukaan dasar laut
dan objek-objek di kolom perairan memantulkan gelombangnya, tetapi
biasanya ada kendala pada saat menerima gelombang yakni echo yang
dikirim sebagiannya diserap oleh objek dan pantulan yang tersebar
serta sinyal tambahan dari obyek seperti sinyal suara dari
Lumba-lumba.
e) Rambu
ukur adalah alat yang berguna dalam mengukur ketinggian suatu tanah
dan berbentuk seperti penggaris besar dengan ukuran 3 meter, 5 meter
dan 7 meter. Rambu ukur juga termasuk dalam perangkat pengukuran
kemiringan tanah, ketinggian tanah dan sebagainya.
g) Theodolite adalah
salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Alat ini sangat bagus digunakan pada tofografi dengan kemiringan
suatu lahan. Theodolite juga
dilengkapi dengan display dan tombol-tombol seperti mengetahui
kordinat horizontal, kordinat vertikal dan sebagainya.
h) Transducer
adalah
alat pengukur kedalaman suatu perairan yang cara kerjanya pemberi dan
penerima sinyal yang berbentuk suara. Alat ini diletakkan di kolom
perairan atau tepatnya dicelupkan di perairan.Alat ini memiliki kabel
yang panjang dan kincir di bagian ujung alat.
i) Tripot
merupakan alat perangkat dalam mendirikan atau alas theodolite
dan waterpass.
Alat ini memiliki tiga bagian kaki yang bisa dinaikkan dan diturunkan
dengan kunci berbentuk sekrup di masing-masing kakinya serta
diatasnya meja besi untuk meletakkan alat seperti theodolite
dan waterpass.
Meja pada bagian tripot dilengkapi dengan pengunci sekrup putar agar
alat seperti theodolite
dan waterpass
tidak terjatuh saat dipasangkan tripot.
j) Waterpass
adalah
alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau
garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun
horizontal. Alat ini juga dilengkapi dengan kompas pada bagian tengah
yang berfungsi untuk mengetahui sudut. Waterpass
sendiri hanya bisa digunakan pada permukaan yang datar, sebab
lensanya pada sudut vertikal 90°.
Alat ini selalu berpasangan dengan tripot agar dapat berdiri tegak.
3. Alat-Alat Instrumen Bio-Ekologi
a) Alu berbentuk batang
yang berfungsi untuk menggerus bahan. Alat ini biasanya digunakan
pada laboratorium yang bergerak pada bidang kimia dan biologi. Alat
ini selalu berpasangan dengan mortar.
b) BCD (Buoyancy Compensator Device) merupakan peralatan selam yang dilengkapi dengan kantong udara agar mendapatkan daya apung. Cara kerja BCD yaitu pasang selang regulator yang telah terhubung pada tabung oksigen ke BCD. Setelah itu pasang sabuk BCD ke tabung oksigen dan kenakan ke badan apabila ingin menyelam. Saat di perairan tekan tombol untuk mengisi BCD agar mendapatkan daya apung. Apabila ingin ke dalam perairan bisa menekan tombol untuk mengurangi udara pada BCD.
c) Boot
termasuk
peralatan selam yang berfungsi dalam melindungi kaki dan alat ini
juga bisa digunakan pada pemakaian fins
open hill.
Cara menggunakan sepatu ini yaitu masukkan kaki ke lubang sepatu
dengan syarat ukuran yang sesuai.
d) Cawan Petri adalah
wadah yang berbentuk bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang
digunakan dalam membiakkan sel dan alat ini selalu berpasangan, yang
mana cawan petri dengan ukuran kecil sebagai wadah dan cawan yang
lebih besar berfungsi sebagai tutupnya.
e) Fins atau kaki katak adalah sebuah alat yang digunakan para penyelam agar mempercepat daya kayuh ketika sedang berenang didalam air, Fins terbagai dua yaitu open hiil dan full hiil.
g) Kaca preparat adalah sebuah kaca yang digunakan atau yang berfungsi sebagai tempat objek, atau preparat yang diamati sehingga objek akan lebih jelas ketika diamati.
h) Life jacket
merupakan perangkat yang dirancang untuk membantu pemakai baik secara
sadar atau tidak sadar untuk tetap mengapung dengan mulut dan hidung
berada di atas permukaan air atau pada saat berada dalam air.
i) Masker berfungsi untuk melindungi mata dari air. Cara kerja alat yaitu gunakan pada wajah dengan menutupi mata serta hidung.
j) Mini handheld digital microscope merupakan mikroskop yang bisa dibawa ke dalam perairan dan berfungsi untuk melihat mikroorganisme yang tidak tampak oleh mata manusia. Alat ini memiliki tombol dan display pada bagian pengamat dan kaca pembesar.
k) Mikroskop LCD
merupakan alat yang mempunyai fungsi sama dengan mini
handheld digital microscope
tetapi mikroskop LCD tidak bisa dibawa sembarangan, sebab alat ini
sangat sensitif akan hentakan dan tidak bisa dibawa ke perairan.
l) Mortar termasuk dalam peralatan laboratorium yang bentuknya seperti mangkok dan berfungsi sebagai wadah dalam menghaluskan bahan kimia, biologi dan sebagainya. Mortar ini digunakan selalu berpasangan dengan alu.
m) Pipet tetes memiliki ukuran kecil dengan panjang mirip seperti sedotan dan umumnya terbuat dari plastik ataupun kaca dengan bagian ujung bawahnya meruncing dan bagian ujung atasnya ditutupi karet. Fungsi dari pipet ini untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Pipet ukur tidak jauh berbeda dengan pipet tetes, hanya saja pipet ukur memiliki skala pengukuran.
n) Reff
Ball merupakan
alat yang berbentuk seperti pelindung terbuat dari semen dan adanya
tambahan pipa paralon dengan fungsi untuk mejadi terumbu buatan.
o) Regulator merupakan sebuah alat selam untuk mengalirkan udara ke mulut ketika sedang bernafas di dalam air, mengalirkan udara ke BCD, mengetahui tingkat kedalaman seorang penyelam dan tekanan yang didapatkan penyelam dilihat dari gauge pressure.
p) Sabuk pemberat
termasuk dalam alat selam yang berfungsi sebagai pemberat seorang
penyelam karena manusia memililki daya apung.
q) Snorkel merupakan alat yang digunakan dalam selam permukaan. Alat ini berbahan dasarkan plastik yang memiliki fungsi untuk bernafas melalui mulut.
r) Tabung oksigen termasuk peralatan selam dan memiliki ruang pada bagian dalamnya yang berguna menyimpan udara untuk bernafas saat penyelaman di perairan.
s) Transek kuadrat
merupakan alat yang berbentuk persegi dibentuk bisa menggunakan tali,
pipa, besi dan sebagainya. Transek kuadran adalah metode dalam
mengevaluasi persebaran, jumlah koloni, frekuensi dan keanekaragaman
jenis.
DAFTAR PUSTAKA
Charnila,
Dwi, Henry M. Manik. 2010. Pemetaan dan Klasifikasi Sedimen dengan
Instrumen Side Scan Sonar Di Perairan Balongan, Indramayu-Jawa Barat.
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol 1. No 1. Hal.
105-112.
Hidayat,
Rizqi Rizaldi, Indra Jaya, dan Totok Hestirianoto. 2016. Jejaring
Pelampung Nirkabel untuk ObservasiI Perairan Pesisir Pulau-Pulau
Kecil.
Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
Vol. 8, No. 1, Hlm. 175-185.
Iqbal,
Muhammad, Indra Jaya, Mulia Purba. 2011. Rancang Bangun dan Uji
Kinerja Drifter Buoy. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan.
Vol. 1. No. 2 Hal. 57-70.
Kautsar, Muhammad
Al, Bandi Sasmito, S.T., M.T. , Ir. Hani’ah. 2013. Aplikasi
Echosounder HI-Target HD 370 untuk Pemerumahan di Perairan Dangkal.
Jurnal
Geodesi Undip.
Volume 2, Nomor 4. Hal 222-239.
Khatimah,
Husnul, Indra Jaya, dan Agus Saleh Atmadipoera.
2016. Pengembangan Perangkat Lunak Antar-Muka Instrumen MOTIWALI
(Tide Gauge) untuk Analisis Data Pasang Surut. Jurnal
KELAUTAN NASIONAL.
Vol. 11. No. 2. Hal 97 – 104.
Kurnia, Muhammad,
Sudirman , Alfa F.P. Nelwan. 2017. Pemanfaatan Teknologi Hidroakustik
untuk Pengembangan Usaha Perikanan Bagan Perahu. Jurnal
IPTEKS PSP, Vol.4
(7) 18 – 31.
Manik,
Henry M., Tri Nur Sujatmiko, Asep Ma’mun, Asep Priatna. 2018.
Penerapan Teknologi Hidroakustik untuk Pengukuran Sebaran Spasial dan
Temporal Ikan Pelagis Kecil Di Laut Banda. Marine
Fisheries.
Vol. 9, No. 1. Hal. 39-52.
Ma’mun,
Asep, Henry M. Manik, Totok Hestirianoto. 2013. Rancang Bangun
Algoritma dan Aplikasinya pada Akustik Single Beam untuk Pendeteksian
Bawah Air. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol.4. No.
2. Hal. 173-183.
Moniharapon,
Domey L. 2009. Analisis Target Sterngth Ikan Pelagis di Perairan
Selat Sunda dengan Akustik BIM Terbagi. Jurnal
TRITON
Volume
5, Nomor 2. hal. 36 – 42.
Pristanty,
Myta, Wirawan, Endang Widjiati. 2013. Pengukuran Sinyal Akustik untuk
Mendeteksi Sumber Noise Menggunakan Metode Beamforming.
Jurnal TEKNIK POMITS. Vol. 1, No. 1. Hal.1-6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar